Membangun Karakter Nasionalisme Melalui Sastra Lisan Minangkabau

Rosa, Silvia (2016) Membangun Karakter Nasionalisme Melalui Sastra Lisan Minangkabau. In: Konferensi Internasional Kesusasteraan XXVI dan Munas HISKI X, 24-26 September 2016, Universitas Lampung.

[img]
Preview
Text
Scan Jurnal Ekspresi.SIP.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Sastra lisan merupakan refleksi cara berpikir, cara memandang, cara merasakan, cara berangan-angan tentang sesuatu dari masyarakat pendukungnya, yang menyangkut alam dan lingkungan sekitarnya. Selain merupakan refleksi kehidupan masyarakatnya, sastra lisan juga sekaligus menjadi alat kontrol sosial dalam masyarakat pendukungnya. Pemahaman tentang kekayaan nilai dan budaya di Indonesia menjadi hal yang cenderung terlupakan selama ini. Kemajuan teknologi telah menjadi primadona, menjadi titik tuju kemajuan pembangunan. Sementara di sisi lain, pembangunan mentalitas dan budaya, berada pada posisi yang marginal. Kehampaan budaya dalam sanubari manusia Indonesia sesuatu yang tak terelakkan. Tumbuhlah kini manusia-manusia yang berjarak dari akar budaya tradisinya sendiri. Segerombolan manusia Indonesia yang ingin ‘membulan’ tetapi sebelah kakinya masih terjerat di bumi. Kelompok manusia yang ‘membulan’ belum kesampaian, tapi membumi pun sudah tidak lagi. Manusia apakah namany itu lagi kini? Itulah gambaran manusia-manusia Indonesia saat ini. Manusia-manusia yang sedang kehilangan jati dirinya. Manusia-manusia yang tidak lama lagi akan masuk jurang, yang bernama desintegrasi bangsa. Fenomena desintegrasi bangsa, secara eksternal tampak pada masyarakat etnik sudah tidak mengenal dan menyadari identitas etniknya, sehingga mereka kehilangan jati diri. Mereka berbudaya dalam bentuk ide, perilaku, dan karya cipta yang tidak berakar dari sistem nilai atau sistem budayanya sendiri. Sementara itu secara eksternal, dalam relasi antar etnik, sikap yang mengemuka adalah prasangka sehingga melahirkan sentiment dan konflik. Itu sebabnya, persoalan kecil dan remeh temeh dapat memicu konflik komunal yang anarkhis di berbagai belahan daerah di Indonesia. Fenomena desintegrasi bangsa ini hanya dapat dicegah dengan saling pengertian dan toleransi antar kelompok dan etnik. Pengertian dapat dibangun apabila identitas diri kelompok dosadari oleh pemiliknya dan diakui oleh kelompok lain dalam relasi kesetaraan. Untuk itu, kesadaran identitas kelompok yang sudah tercabik-cabik oleh proses sejarah yang represif mesti ditata kembali sebelum dioperasionalkan dalam hubungan antar kelompok dan etnik dalam membangun Indonesia yang multikulturalis. Dalam proses penataan kembali itulah representasi budaya tradisi menjadi penting. Pada masyarakat Minangkabau, reperesentasi budaya tradisi itu ada ada dalam tradisi lisan mereka, terutama yang bercorak cerita rakyat. Rekonstruksi dan revitalisasi nilai-nilai cerita rakyat dalam masyarakt tradisi diperlukan untuk mencegah desintegrasi bangsa menjadi lebih serius. Keywords: cerita rakyat, nilai-nilai nasionalisme, sastra lisan

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures
P Language and Literature > PZ Childrens literature
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Daerah
Depositing User: Silvia Rosa
Date Deposited: 08 Dec 2017 14:55
Last Modified: 08 Dec 2017 14:55
URI: http://repo.unand.ac.id/id/eprint/5345

Actions (login required)

View Item View Item