Memaknai Hari Gizi Nasional

Hardisman, Hardisman (2019) Memaknai Hari Gizi Nasional. Padang Ekspres.

[img]
Preview
Text
Hari Gizi Nasional.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
Official URL: https://padek.co/koran/padangekspres.co.id/read/de...

Abstract

Setiap tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional, yang telah ditetapkan sejak 59 tahun yang lalu. Tentunya peringatan tahunan ini tidak hanya menjadi sekedar seremonial, namun diharapkan menjadi momentum untuk peningkatan kesadaran akan kepentingan penataan gizi bagi segenap lapisan masyarakat dan terutama bagi para pemangku kepentingan. Dalam memaknai Hari Gizi Nasional sesuai dengan tema dan harapannya itu, maka perlu difahami masalah gizi yang sesungguhnya terjadi. Dengan memahami persoalan yang terjadi, maka kita dapat melihat apa peran masing-masing dalam mencarikan solusi terhadap persoalan tersebut. Permasalahan gizi yang menjadi isu besar saat ini adalah tingginya angka stunting (anak pendek dan sangat pendek). Laporan Kemenkes pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan angka angka stunting pada anak 30,8%, dengan 19,3% pendek dan 11,5% sangat pendek. Meskipun terjadi perbaikan dibandingkan periode sebelumnya (Riskesdas 2013) yang melaporkan sebesar 37,2%, namun tentunya angka tersebut masih sangat tinggi. Kondisi ini terutama sangat erat kaitannya dengan asupan gizi ibu semenjak masa pembuahan, pertumbuhan janin saat kehamilan, dan asupan nutrisi hingga usia dua tahun pertama. Masalah gizi pada masa kehamilan yang menjadi faktor resiko awal terjadinya stunting mesti mendapatkan perhatian. Laporan Riskesdas 2018 tersebut menyebutkan bahwa terjadi Kekurangan Energi Kronis secara nasional rata-rata 17,3%. Bahkan pada beberapa daerah mencapai lebih dari 30%, seperti diantaranta NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggra. Bersamaan dengan itu, kejadian anemia ibu hamil mencapai 48,9% rata-rata nasional, yang justru terjadi peningkatan dari periode tahun 2013 sebelumnya, yang berada pada angka 37,1%. Permasalahan gizi yang juga dihadapi secara nasional adalah masih tingginya angka gizi kurang dan gizi buruk pada anak. Laporan Riskesdas juga masih menunjukkan angka yang memprihatinkan, yakni 19,6% pada tahun 2013 dengan 5,7% gizi buruk, dan 17,7% pada tahun 2018 dengan 3,9% gizi buruk. Bahkan pada beberapa Provinsi mencapai angka lebih dari 25% hingga 30% pada kedua periode tersebut, seperti NTT, NTB, Maluku, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Bahkan Sumatera Barat, yang dikenal dengan daerah penghasil beras, lahan Pertanian yang subur, dan kota-kotanya sebagai pusat Pendidikan, mempunyai angka gizi kurang dan gizi buruk diatas rata-rata nasional. Hal ini semestinya mendapat pethatian serius, khususnya pada kabupaten dan nagari-nagari yang menjadi kantong-kantong masalah gizi tersebut. Jika kurang gizi ini terjadi lebih dini, tentu juga berperan sebagai risiko terjadinya stunting. Permasalahan gizi ibu hamil, gizi balita, dan stunting perlu mendapat perhatian serius karena berdampak nyata pada kualitas generasi di masa depan. Janin yang telah mengalami masalah pertumbuhan dalam kandungan ibunya karena asupan nutrisi yang kurang, kemudian juga mengalamai kurang gizi pada usia dia tahun pertama, maka akan mudah terserang berbagai penyakit infeksi. Anak ini nantinya akan tumbuh dan berkembang selanjutnya dalam keadaan stunting. Pada tahapan selanjutnya, secara rata-rata lebih besar resikonya akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif dengan baik dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan gizi yang baik. Artinya, semakin banyak anak-anak yang tumbuh dalam keadaan stunting yang dulunya mengalami masalah gizi intrauterin dan masa bayi, maka akan besar juga kemungkinan proporsi generasi masa depan dengan kualitas intelektual yang lemah. Sehingga akan menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas.

Item Type: Article
Subjects: A General Works > AC Collections. Series. Collected works
R Medicine > RA Public aspects of medicine
R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions: Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran > Akademik
Fakultas Kedokteran > Akademik > Klinik
Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran > Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran > S2 Ilmu Biomedik
Fakultas Kedokteran > S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran > S3 Ilmu Biomedik
Fakultas Kedokteran > S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Depositing User: Mr Pebriyantoson Soni
Date Deposited: 11 Feb 2019 09:50
Last Modified: 11 Feb 2019 09:50
URI: http://repo.unand.ac.id/id/eprint/21756

Actions (login required)

View Item View Item