Penggunaan Gas Argon sebagai Pelindung Proses pada “Free Vacuum Diffusion Bonding". Studi Kasus Sambungan Aluminium AA 5052 dan Tembaga Murni Komersil

Affi, Jon and Febriyandi, Febriyandi and Gasni, Dedison and Amin, Zulkifli (2013) Penggunaan Gas Argon sebagai Pelindung Proses pada “Free Vacuum Diffusion Bonding". Studi Kasus Sambungan Aluminium AA 5052 dan Tembaga Murni Komersil. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) XII, 12 (1). pp. 1142-1147. ISSN 978-979-85106-1-8

[img] Text (pdf)
III.A.2.a.4.d-SNTTM-XII-Penggunaan Gas Argon sebagai Pelindung Proses pada Free Vacuum Diffusion Bonding Studi Kasus Sambungan Aluminium AA 5052 dan Tembaga Murni Komersil.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB)
Official URL: http://prosiding.bkstm.org/prosiding/2013/MAT189.p...

Abstract

Penyambungan dua material logam secara permanen biasanya dilakukan dengan cara pengelasan fusi. Sebagian kecil dari kedua logam dicairkan dan disatukan sehingga terbentuk sambungan saat pembekuan kedua logam tersebut. Pencairan sebagian logam ini akan berakibat terjadi perubahan struktur mikro dari logam yang disambung baik pada bagian yang mencair ataupun pada sisi didekatnya (HAZ). Disamping itu, secara makro akan terjadi perubahan dimensi dan distorsi akibat panas pengelasan yang digunakan. Untuk dua material logam yang memiliki perbedaan temperatur leleh yang berbeda jauh, pengelasan fusi ini akan sangat sulit dilakukan. Penyambungan difusi merupakan alternatif untuk menyambung kedua material tersebut secara padat (solid state welding) Penyambungan difusi bisa dilakukan di ruangan vakum atau tanpa vakum. Difusi terjadi saat berkontaknya dua logam yang ditekan di ruangan vakum pada temperatur tertentu. Kondisi vakum bertujuan menekan pertumbuhan oksida di antara kedua logam yang disambung sehingga proses difusi bisa berlangsung lebih baik antar logam. Ruang tungku yang terkondisi ini bisa digantikan dengan tungku perlakuan panas komersil menggunakan gas pelindung argon. Namun, laju pemberian gas argon yang optimal terhadap kualitas sambungan perlu diteliti. Pada penelitian ini, gas argon 3 liter permenit, 5 liter permenit telah digunakan selama proses difusi berlangsung. Sebagai pembanding, proses difusi tanpa gas pelindung juga telah diamati. Preparasi permukaan sambungan dilakukan dengan mengunakan mesin poles dan alumina terlarut dalam air. Proses difusi dilakukan dengan tungku perlakuaan panas induksi skala laboratorium. Kekuatan sambungan telah dievaluasi menggunakan uji geser menggunakan universal testing machine. Pengamatan struktur mikro sambungan dan migrasi atom-atom telah diamati dengan mikroskop optik logam, scanning electron microscope yang dilengkapi dengan electron dispersive X-Ray microanalizer. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan geser tertinggi diperoleh jika menggunakan gas argon dengan laju tertinggi (5 liter permenit). Hal ini disebabkan oleh terhalang nya pertumbuhan oksida karena gas oksigen susah masuk dialiran gas argon. Tidak ada perbedaan menyolok antara interlayer yang terbentuk pada sambungan dengan pelindung argon atau tanpa pelindung. Perbedaan nilai kekuatan geser diprediksi disebabkan oleh konsentrasi atom-atom tembaga yang bermigrasi melewati permukaan kedua logam menuju aluminium sehingga mempengaruhi besarnya tegangan geser yang diperlukan untuk memisahkan material.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Penyambungan difusi, gas argon, kekuatan geser, konsentrasi migrasi atom
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
T Technology > TS Manufactures
Divisions: Fakultas Teknik > Mesin
Depositing User: Departemen Mesin
Date Deposited: 26 Jun 2023 18:53
Last Modified: 26 Jun 2023 18:53
URI: http://repo.unand.ac.id/id/eprint/50444

Actions (login required)

View Item View Item