HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO OSTEOPOROSIS DENGAN TINGKAT RESIKO OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI PSTW SABAI NAN ALUIH SICINCIN PADANG PARIAMAN TAHUN 2010

WIDYA, FEBRI (2010) HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO OSTEOPOROSIS DENGAN TINGKAT RESIKO OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI PSTW SABAI NAN ALUIH SICINCIN PADANG PARIAMAN TAHUN 2010. Penelitian, Fakultas Keperawatan.

[img]
Preview
Text
HUBUNGAN%20FAKTOR-FAKTOR%20RESIKO%20OSTEOPOROSIS%20DENGAN%20TINGKAT%20RESIKO%20OSTEOPOROSIS%20PADA%20LANSIA%20DI%20PSTW%20SABAI%20NAN%20ALUIH%20SICINCIN.pdf

Download (134kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah disertai mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang dan menyebabkan fraktur. Peningkatan jumlah lansia dan usia harapan hidup penduduk Indonesia serta kurangnya kesadaran lansia terhadap faktor resiko sekunder osteoporosis menyebabkan peningkatan penyakit osteoporosis. Faktor resiko sekunder osteoporosis diantaranya kurang asupan kalsium dan vitamin D, olahraga tidak teratur, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan serta penggunaan obat-obatan jangka panjang. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk meneliti hubungan faktor-faktor resiko osteoporosis dengan tingkat resiko osteoporosis pada lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman tahun 2010. Sampel berjumlah 48 orang lansia yang diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembaran kuesioner, osteoporosis risk assessment instrument, dan lembar food recall. Data dianalisis secara univariat, bivariat, serta multivariat. Dari penelitian ini didapatkan 38 responden berada pada tingkat resiko tinggi osteoporosis dan 10 orang berada pada tingkat resiko sedang osteoporosis. Analisa univariat menunjukkan lebih dari separuh (62,5%) responden laki-laki, 58,3% responden usia 60-70 tahun, sebagian besar (89,6%) tidak terpenuhi asupan kalsiumnya, sebagian kecil (6,3%) tidak terpenuhi vitamin D dari paparan matahari, sebagian besar (83,3 %) memiliki riwayat olahraga tidak teratur dan riwayat merokok (79,2%), sebagian kecil (10,4%) merupakan pecandu alkohol, lebih dari separuh (60,4%) pecandu kopi dan sebagian kecil (8,3%) responden menggunakan obat-obatan penyebab osteoporosis. Hasil analisa bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara asupan kalsium, olahraga, merokok dan konsumsi kopi dengan tingkat resiko osteoporosis dengan nilai p≤0,05. Hasil analisa multivariat didapatkan bahwa olahraga merupakan faktor resiko yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat resiko osteoporosis dengan nilai OR sebesar 18,147. Pencegahan terhadap faktor-faktor resiko sekunder osteoporosis sangat penting terutama melakukan olahraga seperti jalan dan senam osteoporosis secara baik, benar, terukur, dan teratur untuk mempertahankan kepadatan tulang lansia. Kata kunci: osteoporosis, faktor resiko osteoporosis, lansia

Item Type: Article
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Fakultas Keperawatan
Depositing User: Operator Repo Unand
Date Deposited: 21 Mar 2016 03:54
Last Modified: 21 Mar 2016 03:54
URI: http://repo.unand.ac.id/id/eprint/274

Actions (login required)

View Item View Item