Hardisman, Hardisman (2019) VA, Fenomena Prostitusi dan Hipokrit Sosia. Antara News.
|
Text
_VA_ Fenomena Prostitusi dan Hipokrit Sosial - ANTARA Sumbar.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
Abstract
media masa dihebohkan dengan pemberitaan terkuaknya prostitusi online yang melibatkan beberapa artis dan model. Pemberitaan lebih riuh adanya kasus VA, salah seorang artis yang kini telah mendapatkan pemeriksaan dalam proses hukum karena tarifnya mencapai 80 juta rupiah. Jika kita jujur terhadap apa yang terjadi, kasus VA hanyalah simbolik dari apa yang terjadi sesungguhnya di masyakat. Prostitusi mulai dari level rendah dan jalanan sampai level kelas hotel berbintang, nyata adanya di tengah-tengah masyaralat kita. Mulai dari tawar-menawar lewat jendela kaca mobil, hingga berbasis aplikasi web dan praktek jual beli seksual bisa ditemukan di negeri ini. Seakan-akan bisnis dan transaksi seksual mengikuti tren global industri 4.0. Negeri kita yang mengedepankan nilai-nilai agama dan beradab, secara eksplisit daan tertulis menyatakan bahwa prostitusi dan segala bentuk yang mengarah kepadanya adalah sesuatu yang dibenci dan terlarang. Namun anehnya, praktek prostitusi ditemukan ditemukan hampir di semua daerah di Indonesia. Bahkan daerah-daerah yang dikenal sebagai basis kuat beragama atau daerah religius, sering juga terjadi penangkapan praktek prostitusi ini. Sebut saja misalnya di Aceh, juga telah terjadi penangkapan Wanita Pekerja Seks (WPS) online. Di Padang, Sumatera Barat, juga seudah berkali-kali penggrebekan. Jika kita lakukan sedikit analisis saja, ada dua hal yang bisa kita dapatkan. Pertama, secara sosial masyarakat kita mulai permisif dengan basa-basi dan diam-diam. Kedua, adanya praktek prostitusi telah melibatkan semua lapisan masyarakat, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas. Praktek prostitusi kelas bawah tentu konsumennya adalah mereka kelas bawah pula. WPS kelas tinggi, sudah pasti pelanggannya kelas kakap pula. Dalam perspektif kesehatan, prostitusi juga telah berperan dalam menularkan penyakit kelamin dan HIV/AIDS. Data-data terakhir Kemenkes tahun 2016 dan 2017 menyebutkan bahwa terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia, terutama pada populasi kunci WPS dan pelanggannya.
Actions (login required)
View Item |