ARDELLA PUTRI, YUNITA (2014) PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN. Other thesis, Universitas Andalas.
|
Text (PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN)
PENGARUH%20BELANJA%20MODAL.pdf Download (275kB) | Preview |
Abstract
Kesimpulan Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman tahun 1997-2011 secara umum mengalami peningkatan kecuali Kabupaten Agam pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 4,92 % yang disebabkan oleh bencana gempa bumi. Kedua kabupaten ini mengalami pertumbuhan yang positif kecuali pada tahun 1998 yang disebabkan karena krisis ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut sebesar -4,11 di Kabupaten Agam dan -3,19 di Kabupaten Pasaman. Nilai Adjusted R square belanja modal, pengangguran dan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Agam menunjukkan bahwa besarnya nilai Adjusted R square cukup tinggi yaitu 0,916. Hal ini bararti bahwa ketiga variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 91,6%. Sedangkan sisanya sebesar 8,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Sedangkan pada Kabupaten Pasaman juga memiliki nilai Adjusted R square yang cukup tinggi sebesar 0,839 yang mengindikasikan bahwa ketiga variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 83,9%. Sedangkan sisanya sebesar 16,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Hasil uji signifikansi simultan di Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman, pada Kabupaten Agam Fhitung > Ftabel yaitu 51,698 > 3,59 dengan ρ-value <0,05 dan pada Kabupaten Pasaman dimana 25,254 > 3,59 dengan ρ-value <0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman. Variabel belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Agam. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (6,512 > 2,201) dengan nilai signifikan 0,000. Begitu juga dengan Kabupaten Pasaman dimana variabel belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (2,570 > 2,201) dengan nilai signifikan 0,026. Variabel pengangguran di Kabupaten Agam berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,785). Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam dimana nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel (0,280 < 2,201). Sedangkan di Kabupaten Pasaman variabel pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan dimana nilai signifikansi (0,020). Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa pengangguran berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasaman (2,722 > 2,201). Variabel penduduk di Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman sama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kabupaten Agam memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana pada kabupaten Agam nilai signifikansi (0,000). Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa penduduk berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam (5,034 > 2,201). Pada Kabupaten Pasaman nilai signifikansi nya sebesar (0,002). Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa penduduk berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasaman dimana nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (4,117 > 2,201). Kabupaten Pasaman memiliki hubungan yang negatif, yang menunjukkan bahwa kenaikan jumlah penduduk belum mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi. 6.2. Saran Belanja modal perlu dialokasikan kepada sektor yang produktif agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi baik di Kabupaten Agam maupun di Kabupaten Pasaman. Belanja modal yang bersifat produktif dan bersentuhan langsung dengan kepentingan publik akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mengurangi pengangguran, pemerintah daerah Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman perlu kebijakan dalam usaha meningkatkan lapangan kerja, melalui pemanfaatan anggaran belanja modal yang lebih efektif dan efisien agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi jumlah penduduk yang tidak berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebaiknya pemerintah daerah Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman perlu meningkatkan produktivitas penduduk serta peningkatan lapangan kerja pada sektor produktif agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi |
Depositing User: | Operator Repo Unand |
Date Deposited: | 29 Mar 2016 06:53 |
Last Modified: | 29 Mar 2016 06:53 |
URI: | http://repo.unand.ac.id/id/eprint/1799 |
Actions (login required)
View Item |